|
Hati Tak Bertuan
|
|
Ayunan kaki melangkah tanpa tujuan
Menyusuri jalan tanpa kepastian
Berlari
Berhenti
Tak menentu
Mata-mata yang hampir buta
Memandang suram
Terbuka
Terpejam
Meski tak mengerti
Lidah-lidah yang hampir kaku
Berkata tanpa ragu
Berucap
Terdiam
Seakan tahu segalanya
Telinga-telinga yang hampir tuli
Mendengar tiap hari
Segala suara
Tanpa batas
Namun tak berbekas
Langkah-langkah tanpa tujuan
Mata-mata yang memandang kegelapan
Lidah-lidah yang beruap tanpa perasaan
Telinga-telinga yang mendengar dalam ketulian
Dari hati tak bertuan
PujanggA
|
KepadaMU Jua
|
|
Setiap keindahan yang tumbuh bersemi
Subur berbunga dalam hati insani
KepadaMu jua yang hakiki kembali
Setiap kegelisahan di jiwa
Rasa takut dan berputus asa
KepadaMu jua segala pengharapan ditujukan
Setiap kesendirian di malam sepi
Berkawan dengan sunyi
KepadaMu jua segala ingatan yang meramaikan
Setiap kesedihan sebuah luka
Yang diringi tetesan air mata
KepadaMu jua segalanya kan terobati
PujanggA
Subur berbunga dalam hati insani
KepadaMu jua yang hakiki kembali
Setiap kegelisahan di jiwa
Rasa takut dan berputus asa
KepadaMu jua segala pengharapan ditujukan
Setiap kesendirian di malam sepi
Berkawan dengan sunyi
KepadaMu jua segala ingatan yang meramaikan
Setiap kesedihan sebuah luka
Yang diringi tetesan air mata
KepadaMu jua segalanya kan terobati
PujanggA
|
Permata
|
|
Di mana tetesan air mata
Yang mengalir membasahi pipi
Ketika mengenang segala dosa
Yang singgah menodai hati
Ke mana getaran rasa pergi
Tinggalkan seorang hamba
Ketika memandang kuasa Ilahi
Hingga tak berbekas di jiwa
Permata yang hilang
Terpuruk di relung jiwa nan kelam
Rasa kesombongan
Sembunyikan kehambaan
Berjalan tanpa salah dan dosa
Seakan tak pernah ada
Rasa penyesalan
Hilang dalam kegersangan
Bersama tandusnya taman iman
Yang menyerap embun kesejukan
Permata yang hilang
Terbenam dalam lumpur noda
Permata yang berharga
Terkikis masa
Bersama nafsu menggoda
Dan kekuasaannya berjaya
PujanggA
|
Raih Cita Bersama Mentari
|
|
Langit senja mulai temaram
siang berakhir digantikan malam
dengan segala hiasannya
di angkasa
menerangi bumi
Keping kenangan di masa lalu
dari sebuah kegagalan berakhir kekecewaan
bukanlah benih putus asa
di esok dan lusa
bersama mentari baru
Rembulan berkawan bintang
hapuskan keraguan
dari sebuah asa pengharapan
Bergema do'a
jalan terbuka
tergapai segala cita
PujanggA
|
Sahabat
|
|
Sahabatku adalah tetesan embun pagi
yang jatuh membasahi kegersangan hati
hingga mampu menyuburkan seluruh taman sanubari
dalam kesejukan
Sahabatku adalah bintang gemintang malam di angkasa raya
yang menemani kesendirian rembulan yang berduka
hingga mampu menerangi gulita semesta
dalam kebersamaan
Sahabatku adalah pohon rindang dengan seribu dahan
yang memayungi dari terik matahari yang tak tertahankan
hingga mampu memberikan keteduhan
dalam kedamaian
Wahai angin pengembara
kabarkanlah kepadaku tentang dirinya
Sahabatku adalah kumpulan mata air dari telaga suci
yang jernih mengalir tiada henti
hingga mampu menghapuskan rasa dahaga diri
dalam kesegaran
Sahabatku adalah derasnya hujan yang turun
yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu menahun
hingga mampu membersihkan mahkota bunga dan dedaun
dalam kesucian
Sahabatku adalah untaian intan permata
yang berkilau indah sebagai anugerah tiada tara
hingga mampu menebar pesona jiwa
dalam keindahan
Wahai burung duta suara
ceritakanlah kepadaku tentang kehadirannya
PujanggA
|
Terkadang
|
|
Terkadang kuinginkan
yang hilang
kan terulang
Terkadang kumau
yang pergi
tuk kembali
Terkadang kuberharap
yang duka
sirna selamanya
Terkadang kubercita
dalam hampa
tanpa kerja
Terkadang kusesali
yang terjadi
menimpa diri
Terkadang kuramaikan suasana
dengan canda tawa
penghapus lara
Terkadang kusunyikan suasana
dalam kebersamaan
dengan kesendirian
Terkadang kutergoda
dan terlena
dalam tipu daya
Terkadang kutancapkan cita
agar berbunga
namun tak kuasa
PujanggA
|
Terlena
|
|
Kubernyanyi
Kumenari
Lalu terelena
Kuberdendang
Kutertawa
Lalu lalai dan lupa
Kuberjalan
Kuberlari
Lalu berhenti tanpa tujuan pasti
Kubersedih
Kumenangis
Lalu meneteskan air mata tanpa arti
Kuterdiam
Membekukan diri
Entah berbuat apa lagi
Kupergi
Lalu kembali
Entah kapan tersadar
Bilakah kumelangkah
Berkelana jauh
Dan tak kan pernah kembali
PujanggA
0 comments:
Post a Comment