Blogger news

Saturday 8 June 2013


   

  Hati Tak Bertuan
 

Ayunan kaki melangkah tanpa tujuan
Menyusuri jalan tanpa kepastian
Berlari
Berhenti
Tak menentu

Mata-mata yang hampir buta
Memandang suram
Terbuka
Terpejam
Meski tak mengerti

Lidah-lidah yang hampir kaku
Berkata tanpa ragu
Berucap
Terdiam
Seakan tahu segalanya

Telinga-telinga yang hampir tuli
Mendengar tiap hari
Segala suara
Tanpa batas
Namun tak berbekas

Langkah-langkah tanpa tujuan
Mata-mata yang memandang kegelapan
Lidah-lidah yang beruap tanpa perasaan
Telinga-telinga yang mendengar dalam ketulian
Dari hati  tak bertuan


PujanggA
  KepadaMU Jua
 
 
Setiap keindahan yang tumbuh bersemi
Subur berbunga dalam hati insani
KepadaMu jua yang hakiki kembali

Setiap kegelisahan di jiwa
Rasa takut dan berputus asa
KepadaMu jua segala pengharapan ditujukan

Setiap kesendirian di malam sepi
Berkawan dengan sunyi
KepadaMu jua segala ingatan yang meramaikan

Setiap kesedihan sebuah luka
Yang diringi tetesan air mata
KepadaMu jua segalanya kan terobati


PujanggA

   Permata
 

Di mana tetesan air mata
Yang mengalir membasahi pipi
Ketika mengenang segala dosa
Yang singgah menodai hati

Ke mana getaran rasa pergi
Tinggalkan seorang hamba
Ketika memandang kuasa Ilahi
Hingga tak berbekas di jiwa

Permata yang hilang
Terpuruk di relung jiwa nan kelam

Rasa kesombongan
Sembunyikan kehambaan
Berjalan tanpa salah dan dosa
Seakan tak pernah ada

Rasa penyesalan
Hilang dalam kegersangan
Bersama tandusnya taman iman
Yang menyerap embun kesejukan

Permata yang hilang
Terbenam dalam lumpur noda

Permata yang berharga
Terkikis masa
Bersama nafsu menggoda
Dan kekuasaannya berjaya



PujanggA
  Raih Cita Bersama Mentari
 

Langit senja mulai temaram
siang berakhir digantikan malam
dengan segala hiasannya
di angkasa
menerangi bumi

Keping kenangan di masa lalu
dari sebuah kegagalan berakhir kekecewaan
bukanlah benih putus asa
di esok dan lusa
bersama mentari baru

Rembulan berkawan bintang
hapuskan keraguan
dari sebuah asa pengharapan

Bergema do'a
jalan terbuka
tergapai segala cita


PujanggA
   Sahabat
 

Sahabatku adalah tetesan embun pagi
yang jatuh membasahi kegersangan hati
hingga mampu menyuburkan seluruh taman sanubari
dalam kesejukan

Sahabatku adalah bintang gemintang malam di angkasa raya
yang menemani kesendirian rembulan yang berduka
hingga mampu menerangi gulita semesta
dalam kebersamaan

Sahabatku adalah pohon rindang dengan seribu dahan
yang memayungi dari terik matahari yang tak tertahankan
hingga mampu memberikan keteduhan
dalam kedamaian

Wahai angin pengembara
kabarkanlah kepadaku tentang dirinya

Sahabatku adalah kumpulan mata air dari telaga suci
yang jernih mengalir tiada henti
hingga mampu menghapuskan rasa dahaga diri
dalam kesegaran

Sahabatku adalah derasnya hujan yang turun
yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu menahun
hingga mampu membersihkan mahkota bunga dan dedaun
dalam kesucian

Sahabatku adalah untaian intan permata
yang berkilau indah sebagai anugerah tiada tara
hingga mampu menebar pesona jiwa
dalam keindahan

Wahai burung duta suara
ceritakanlah kepadaku tentang kehadirannya
 


PujanggA

   Terkadang
 

Terkadang kuinginkan
yang hilang
kan terulang

Terkadang kumau
yang pergi
tuk kembali

Terkadang kuberharap
yang duka
sirna selamanya

Terkadang kubercita
dalam hampa
tanpa kerja

Terkadang kusesali
yang terjadi
menimpa diri

Terkadang kuramaikan suasana
dengan canda tawa
penghapus lara

Terkadang kusunyikan suasana
dalam kebersamaan
dengan kesendirian

Terkadang kutergoda
dan terlena
dalam tipu daya

Terkadang kutancapkan cita
agar berbunga
namun tak kuasa


PujanggA
  Terlena
 

Kubernyanyi
Kumenari
Lalu terelena

Kuberdendang
Kutertawa
Lalu lalai dan lupa

Kuberjalan
Kuberlari
Lalu berhenti tanpa tujuan pasti

Kubersedih
Kumenangis
Lalu meneteskan air mata tanpa arti

Kuterdiam
Membekukan diri
Entah berbuat apa lagi

Kupergi
Lalu kembali
Entah kapan tersadar

Bilakah kumelangkah
Berkelana jauh
Dan tak kan pernah kembali


PujanggA



0 comments:

Post a Comment