Dalam sejarah
Islam kita akan mendapati betapa kesetiaan dan kecintaan para sahabat yang tiada
taranya terhadap Nabi Muhammad SAW. Zaid bin Ad Du-Tsunnah ketika hendak dihukum
pancung kaum Quraisy, oleh Abu Sufyan ditanya, ''Zaid! Relakah engkau andai kata
Muhammad berada pada tempatmu, sedangkan engkau aman tenteram di tengah-tengah
keluargamu?
''Dengan tegas Zaid menjawab, ''Jangan kan yang itu, bahkan
di saat aku dalam keadaan seperti sekarang ini, aku tak akan rela andai kata
Rasulullah dicucuk duri di rumah beliau.'' Menyaksikan betapa cinta Zaid dan
bersedianya dia menebus Rasulullah dengan jiwa raganya, Abu Sufyan
menggeleng-gelengkan kepala.
Katanya, ''Saya belum pernah melihat
seseorang yang dicintai oleh para sahabatnya seperti mereka mencintai
Muhammad.'' Kemudian Zaid dipancung batang lehernya, gugur sebagai syahid. Zaid
melambangkan cinta kasih, iman, dan loyalitas yang tidak ada taranya terhadap
Islam.
Seorang tawanan Quraisy lainnya adalah Khubaib bin Ady. Ketika
hendak dipancung, dia terlebih dahulu minta dibolehkan shalat dua rakaat.
Setelah shalat, ia berkata, ''Demi Allah! Andai kata aku tidak khawatir kalian
menyangka aku gentar menghadapi maut, niscaya shalatku akan lebih panjang
lagi.''
Sebelum dibunuh ia disalib dulu. Ketika itu Khubaib mengarahkan
pandangannya yang memancarkan kilatan seraya berdoa, ''Ya Allah! Bilanglah
jumlah mereka! Bunuhlah mereka satu demi satu, dan janganlah seorang pun dari
mereka ditinggalkan!'' Mendengar doa itu pihak Quraisy terperanjat dan
bertiarap, khawatir terkena kutukan doanya.
Mengetahui dirinya akan
dihukum mati, Khubaib yang menjadi tawanan tokoh Quraisy Uqbah bin Harris
terlebih dulu meminta pisau cukur untuk membersihkan dirinya dalam menghadapi
maut. Ketika sedang bercukur, tiba-tiba anak yang empunya rumah yang baru pandai
berjalan tertatih-tatih mendatanginya. Anak tadi duduk di atas pangkuannya, dan
Khubaib membelainya dengan mesra.
Tatkala istri Uqbah melihat anaknya
dalam keadaan serupa itu, dengan cemas diambilnya anak itu dan dibawanya pergi.
Khubaib pun berkata, ''Anda khawatir kalau-kalau anak itu saya bunuh.
Ketahuilah, bahwa agama saya melarang penganutnya bertindak khianat. Karena itu,
anak Anda ini tidak akan saya cederai, apalagi membunuhnya.''
Pernah
seorang pemuka Quraisy di Mekah begitu kagum mendapati kesetiaan para sahabat
terhadap Rasulnya, hingga ia mengatakan, ''Aku pernah menyaksikan Kisra di
Persia, Kaisar di Byzantium, dan Najasi di Etiopia. Namun, aku tidak pernah
menyaksikan seorang raja di tengah-tengah kaumnya, seperti Muhammad di
tengah-tengah sahabat-sahabatnya.
Sesungguhnya mereka tidak akan
menyerahkan Muhammad walau bagaimanapun.'' Begitulah seharusnya sikap umat Islam
kepada Rasulullah Muhammad SAW. Karena Rasulullah sudah wafat, kecintaan kepada
beliau adalah dengan mengamalkan ajarannya dan meneladani
perilakunya.
Sumber :
Republika Online
|