Blogger news

Saturday 8 June 2013

TIGA EKOR IKAN


Konon, di sebuah kolam tinggal tiga ekor ikan: Si Pandai, Si Agak Pandai, dan  Si  Bodoh.  Kehidupan  mereka  berlangsung biasa  saja  seperti  ikan-ikan lain, sampai pada suatu hari ketika kolam itu kedatangan-seorang manusia Ia membawa jala; dan Si Pandai melihatnya  dari  dalam  air. Sadar   akan   pengalamannya,   cerita-cerita   yang  pernah didengarnya, dan kecerdikannya, Si Pandai  memutuskan  untuk melakukan sesuatu.

"Hampir  tak  ada  tempat berlindung di kolam ini," pikirnya "Jadi saya akan pura-pura mati saja."

Ia mengumpulkan  segenap  tenaganya  dan  meloncat  ke  luar kolam,  jatuh  tepat  di  kaki  nelayan  itu.  Tentu saja si Nelayan  terkejut.  Karena  ikan  tersebut  menahan   nafas, nelayan  itu  mengiranya  mati:  ia pun melemparkan ikan itu kembali ke kolam. Ikan  itu  kemudian  meluncur  tenang  dan bersembunyi di sebuah ceruk kecil dekat pinggir kolam.


Ikan  yang  kedua, Si Agak-Pandai, tidak begitu memahami apa yang telah terjadi. Ia pun berenang mendekati Si Pandai  dan menanyakan  hal  itu."  Gampang saja," kata Si Pandai, "saya pura-pura mati, dan nelayan  itu  melemparkanku  kembali  ke kolam."

Si Agak-Pandai itu pun segera melompat ke darat, jatuh dekat kaki nelayan. "Aneh,"  pikir  nelayan  itu,  "ikan-ikan  ini berloncatan ke luar air." Namun, Si Agak Pandai ini ternyata lupa menahan nafas, dan iapun dimasukkan ke kepis. Ia kembali  mengamat-amati  kolam,  dan  karena  agak  heran memikirkan  ikan-ikan yang berloncatan ke darat, ia pun lupa menutup kepisnya. Menyadari hal ini, Si Agak-Pandai berusaha melepaskan   diri  ke  luar  dari  kepis,  membalik-balikkan badannya, dan masuk kembali ke kolam. Ia  mencari-cari  ikan pertama,    ikut   bersembunyi    di   dekatnya  --nafasnya terengah-engah.

Dan ikan ke tiga, Si Bodoh, tidak bisa  mengambil  pelajaran dari  segala  itu,  meskipun  ia telah mengetahui pengalaman kedua ikan sebelumnya. Si Pandai dan Si Agak-Pandai  memberi penjelasan  secara terperinci, menekankan pentingnya menahan nafas agar di "Terimakasih: saya sudah mengerti," kata Si Bodoh.  Sehabis mengucapkan  itu, ia pun melemparkan dirinya ke darat, jatuh tepat dekat kaki nelayan. Sang nelayan  langsung  memasukkan ikan  ketiga itu kedalam kepisnya tanpa memperhatikan apakah ikan itu bernafas atau tidak. Berulang  kali  dilemparkannya
jala  ke  kolam,  namun  kedua ikan yang pertama tadi dengan aman bersembunyi dalam sebuah ceruk. Dan  kepisnya  sekarang tertutup rapat.

Akhirnya  nelayan  itu  menghentikan  usahanya.  Ia  membuka kepisnya, menyadari bahwa ternyata  ikan  yang  di  dalamnya tidak  bernafas.  Ikan itupun dibawanya pulang untuk makanan kucing.

Catatan

Konon, kisah ini disampaikan  oleh  Husein,  cucu  Muhammad, kepada  Khajagan  ('Para  Pemimpin') yang pada abad ke empat belas mengubah namanya menjadi Kaum Naqsahbandi.

Kadang-kadang peristiwanya terjadi di  sebuah  'dunia'  yang dikenal sebagai Karatas, di Negeri Batu Hitam. Versi  ini  dari Abdul 'Yang berubah' Afifi. Ia mendengarnya dari  Syeh  Muhammad Asghar,  yang  meninggal  tahun  1813. Makamnya di Delhi.




0 comments:

Post a Comment